Sepenggal Kisah ( Ku Akan Tetap Menantimu, Ayah!!) - Cerpen Ayah

SEPENGGAL KISAH
Karya Putri Tara Andesta

" Ayah, mana janjimu yang ingin mengajakku berkeliling kota ini dengan menggunakan sepeda ontel tuamu itu??" ucapku menggerutu.

Mataku berkaca- kaca bak serpihan - serpihan beling yang berkilauan bila terkena sina. Aku tidak dapat membendung airmata ini yang sedari tadi sudah mengumpul di pelupuk mata ini.Aku menangis namun engkau hanya diam, mengacuhkan aku yang ada disampingmu tanpa menjawab satu katapun untuk menanggapi pertanyaanku. Tak mengerti apa yang membuatmu menjadi seperti ini.
" Ayah, mengapa engkau begitu betah berada disini? tidakkah engkau merindukan gubuk reyot kita itu?? atau engkau sudah merasa penat berada disana? atau mungkin engkau sudah merasa bosan hidup miskin seperti sekarang ini?? namun, bukankah engkau yang selalu mengajariku tentang makna bersyukur?? Ayah, lantas apa alasanmu betah berada disini??"
Sepenggal Kisah ( Ku Akan Tetap Menantimu, Ayah!!)
Airmata terus mengalir dan akupun terus mengoceh namun engkau masih diam dan acuh. Seperti sedang berhadapan dengan patung dan berbicara pada angin yang tidak ada artinya.
" Ayah, masih ingatkah engkau padaku??? aku ini putrimu, Nina! mengapa engkau hanya diam saja? mana tawamu yang dulu untukku?? Ayah, masih ingatkah engkau pada kisah hidup kita di dalam gubuk itu?? cerita hidup yang selalu kita lalui bersama, yah!! Ayah,... jika engkau tak dapat mengingatnya lagi, maka biarkanlah aku yang menceritakannya untukmu, anggaplah semua ini adalah sebuah dongeng supaya engkau dapat berbicara padaku dan mengingatkan semua itu yang mungkin sudah ada yang menghilang dalam ingatanmu." ucapku tersenyum namun airmata belum juga puas keluar dari pelupuk mata ini.
****

Saat itu aku berdiri di depan gubuk kita sambil memandang ke ujung jalan. Ya... aku menunggumu, Yah!!.

Langit sore yang berwarna kemerah - merahan itu sudah mulai memudar dan ditutupi oleh awan biru yang kelam, sebentar lagi suara adzan yang merdu itu akan berkumandang namun, tidak seperti biasanya, engkau belum juga kunjung pulang. Rasa khawatir menyelimuti hatiku.
" kemana ya Ayah??" batinku

Tiba - tiba terlihat seorang lelaki paruh baya yang sedang mengkayuh sepeda ontel tuanya, memakai baju lusuh dan topi berwarna coklat yang dihiasi dengan tambalan benang - benang jahitan. Ya.... itu dirimu, Yah!!!
" Ayah, kemana saja kok baru pulang?" tanyaku yang sudah lega
" biasa, tadi banyak sekali yang membeli beras dan ayah harus mengangkat karung - karung beras itu sampai tuntas makanya pulangnya jadi telat gini." Jawabmu tersenyum

Saat itu, wajahmu terlihat letih sekali dan peluh ikut membasahi baju lusuhmu tetapi, sebentar!!!!

Ada yang aneh pada bajumu saat itu! Bukan hanya peluh yang membasahi bajumu namun, ada bercak noda berwarna merah yang menempel pada bajumu.
"ASTAGHFIRULLAH,DARAH!!" seruku dengan spontan.
" DARAH??? apanya yang berdarah???" ucapmu kebingungan.
" ini....!!! ini, darah apa Yah??? Ayah kenapa???" tanyaku yang mulai menangis sambil memegang bajumu.

Engkaupun segera melihat bajumu namun, saat itu engkau hanya terseyum bahkan tertawa geli
" Loh... Ayah kenapa ketawa??"
" gimana Ayah nggak ketawa, ini tuh bukan darah, Nak!!" ucapmu yang masih menertawakanku.
" kalau bukan darah, lalu ini apa Yah??"
" ini tuh air buah semangka!!!"

Aku masih belum juga mengerti.....
" tadi, sehabis Ayah pulang dari toko beras, Ayah melewati tukang buah dan Ayah ingat katanya kemarin kamu lagi pengen banget makan buah semangka yaudah deh, Ayah belii buah semangkanya buat kamu."
" terus, kenapa baju ayah jadi merah gini?? dan mana buah semangkanya, Yah???" ucapku yang mulai menghapus airmata.
" ini buah semangkanya!" ucapmu dengan wajah memelas.
" semangkanya kok ancur gini, Yah???"
" tadi, waktu lagi di jalan pulang, sepeda ayah ditabrak sama motor dan buah semangkanya jatuh, jadi begini deh!! ancur - ancuran bentuknya. Maafin Ayah ya Nina karena, semangka yang Ayah berikan begini adanya." Ucapmu, entah ekspresi apa yang engkau tunjukkan saat itu, pasrah, sedih atau mungkin kecewa.

Airmataku mengalir begitu saja.
" loh.... kok kamu nangis lagi???kamu nggak suka ya???" ucapmu murung.
" aku bukan nangis karena nggak suka sama semangka ini, Yah malahan aku senang sekali! aku nangis karena terharu, terharu mendengar ucapanmu, Yah!!"
" sudah, jangan menangis lagi ya!!!" ucapmu sambil merangkulku yang masih terisak.
***

Airmata ternyata masih belum puas - puasnya mengalir di pipi ini entah sudah berapa banyak linangan airmata yang mengalir.
" bagaimana Yah??? apakah engkau dapat mengingat cerita lucu tentang buah semangka itu??? cerita buah semangka yang tidak akan pernah aku lupakan!!"

Ayah, sesungguhnya aku masih mempunyai beribu - ribu kisah hidup kita yang indah, semua itu masih tersimpan apik di dalam file - file memori otakku tetapi, aku tidak sanggup lagi untuk menceritakan semua itu kepadamu, Yah!!"
"Ayah janganlah menangis, ceritaku ini bukanlah untuk engkau tangisi, aku hanya ingin engkau dapat bangun dari kondisi KOMA mu ini!! Ayah, ternyata benar apa yang dikatakan oleh orang2 diluar sana, keadaan k0ma bukan berarti tidak sadarkan diri saja, tidak dapat merasakan dan mendengar orang2 disekelilingmu. Aku tahu tangismu ini berasal dari telingamu yang mendengarkan ceritaku dan hatimu yang dapat merasakannya walaupun engkau tak mampu untuk membuka matamu walau hanya dalam hitungan detik." ucapku sambil menghapus airmatamu yang mengalir dari matamu yang terpejam dan mengalir dipipimu yang pucat.

THE END

PROFIL PENULIS
Ini cerpen kedua yang saya kirimkan ke halaman website ini. happy reading.. saya harap, kalian senang dengan cerpen cerpen saya.

Add my facebook: Poetry Tarra Andesta
Follow my twitter : @putritaraa

Labels: ,